Ads 468x60px

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Wednesday, August 21, 2013

Senjata kimia yang masih mitos

tentara pemberontak suriah. ©REUTERS

Konflik bersenjata di Suriah pecah sudah berjalan dua tahun lebih. Jangan tanyakan berapa korban tewas bahkan organisasi kemanusiaan tidak mendapat angka pasti. Diperkirakan mendekati angka 300 ribu orang dan sudah dua juta mengungsi ke negara-negara tetangga dinilai aman.

Nampaknya darah rakyat tewas Suriah belum cukup untuk pemberontak dan Presiden Basyar al-Assad. Laporan stasiun televisi Al Arabiya (21/8) 1.188 orang tewas sebab gas beracun di wilayah timur negara itu. Ini lantaran serangan gas beracun, dikategorikan penggunaan sejata kimia. 


Polemik penggunaan senjata kimia ini telah ada bahkan sejak tahun lalu. Suriah disebut-sebut memiliki cadangan senjata kimia terbesar sejagat. Demikian tudingan dilancarkan Wakil Panglima Angkata Bersenjata Israel Mayor jenderal Yair Naveh, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya (11/6/2012).

Meski pemerintah Suriah belum pernah mengumumkan stok senjata kimia mereka, namun pihak Zionis justru ngeri jika benda itu jatuh ke tangan mereka anti-Israel. "Rezim Assad bakal memperlakukan kami sama seperi cara mereka memperlakukan rakyatnya sendiri," ujar Naveh dalam pidatonya saat mengenang para pahlawan di Kota Yerusalem.

Naveh bisa mengatakan hal itu lantaran sebelumnya seorang mantan petinggi Suriah membelot ke pihak pemberontak berujar Assad bakal menguasai gudang senjata kimia jika dia terpojok. Ucapan itu kini terbukti benar. Tentara Suriah akhirnya pernah menyatakan telah berhasil mencampur senjata kimia dan membentuknya menjadi bom. Peledak itu berisi komponen mematikan bagi urat syaraf yaitu gas Sarin. Namun sebelumnya gas sarin ini masih menjadi 'mitos' lantaran belum ada bukti pembantaian apa pun dengan senjata kimia ini sebelumnya.

Meski demikian pernah ada rekaman diunggah ke situs berbagi video YouTube oleh pegiat hak asasi. video berdurasi satu menit 19 detik itu memperlihatkan kehancuran disebabkan senjata kimia di Kota Duma, sekitar sepuluh kilometer di timur laut Ibu Kota Damaskus.

Pegiat mengatakan pesawat tempur tentara Suriah menjatuhkan bom kimia itu. Ketika bom itu menghantam tanah terdengar ledakan dan bahan beracun berbahaya di dalam bom itu terlepas lalu muncul kobaran api. Tanah tempat bom itu jatuh juga berbusa. Seseorang lalu menyemprotkan air ke arah kobaran api itu, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya (10/12/2012).

Namun ini dibantah oleh Assad. Sama saat sekarang, militernya menggeleng kuat mendengar tudingan itu. Tidak satu pun pihak mampu memverifikasi soal keberadaan senjata kimia ini lantaran Assad melarang Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pihak mana pun netral ikut terlibat konflik berdarah itu.